Jumat, 05 Juli 2013

00:00

Mari kita ngomongin hidup jaman sekarang. Oke kita mulai dengan hukum ya kawan.

Jadi masih banyak orang yang nanya "Emang masih ngaruh hukum rimba atau hukum-hukum absurd lainnya dijaman sekarang ini?". So silahkan je tengokla hidup sekitar kalian. Apa yang ada? Hukum Rimba toh? Ya pasti lah. Jadi, walaupun kita hidup di kota megah tanpa hutan-hutan tetep aja yang berlaku itu hukum rimba.

"Siapa yang kuat dia yang bakal menang"

Ya begitulah bunyi hukum rimba. Kita semua tau ga semua orang itu kuat nah itu yang ngebuat pemenang itu cuma 1 gaada juara 2 ataupun 3 apalagi juara harapan dan kawan-kawannya. Sorry sob, tapi emang bener runner up, juara 3, juara harapan 1,2,3,4 dan seterusnya itu ga nyata, itu cuma sekedar penghargaan buat lo yang udah kalah. Walaupun begitu, tiap orang punya waktunya sendiri buat jadi pemenang jadi jangan maksain buat menang, ikutin badan lo aja, kalo emang males yaudah males aja jangan sok-sok rajin dan segala macemnya.

Oke kita lanjut. Hukum rimba itu sekarang kayanya udah rada berkembang. Bukan menjadi mengerti manusia tapi malah menjadi tambah membunuh manusia. Emang hukum rimba yang udah berkembang ini gapernah diomongin sama orang-orang. Yaiyalah soalnya hal ni baru saja kitorang pikirkan. Jadi hukum baru ini cuma sekedar ditambahin gaada kata pengorbanan sob. Kalo emang gaikut yaudah lo gabakal dianggap. Gue kasih perumpamaan nih ya. Ga peduli lo udah ngebawa tim lo lolos kualifikasi piala dunia kalo misalnya lo ga main di babak grup dan sebagainya sampe tim lo juara, itungannya lo ga keitung ikut tim, lo cuma jadi ampas, lo ga berhak ikut-ikutan mereka, dan lo bakal bener-bener dilupain. Jadi kalo emang lo cuma berjasa sebagian, lo ga berhak buat minta diinget dan lo ga berhak ikut sama orang-orang itu. Nah itu dia hukum rimba yang baru. 

"Yang dibutuhin bukan pengorbanan tapi ke pasrahan"

Itu dia hukum rimba ala gue. Tapi pemikiran gue ini ternyata ada versi ribetnya yang pake Bahasa inggris. Kata-kata itu dibuat oleh Mister Joseph Hall. 

 "What you have done is worthly of nothing but silence and forgetfulness"

Ya itu sih isinya, kalo gue yang terjemahin sih mungkin maknanya ga sama tapi maksud luasnya itu gue bisa bilang sama. Ngablu itu asiknya buat nulis tapi ini lah hasilnya. Malam semua!

"Pengorbanan hebat seorang prajurit yang tewas disaat latihan membuat pengorbanan sang prajurit serta pengorbanannya sangat amat mudah dilupakan"

Jadi misalnya emang ditakdirin berhenti ditengah-tengah, siaplah buat dilupain


Jumat, 10 Mei 2013

The assertion

Kau menginginkan fiksi akan aku berikan asli bagaimana pun caranya.

Apa? Kepalsuan itu dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tuntutan? Alah, bulu kaki ku pun tak menyukai kepalsuan. Tuntutan sesulit apapun itu aku tak akan menyelesaikannya dengan sebuah kepalsuan

Aku adalah peminum dan juga penjudi ulung, tapi walau begitu, aku juga dikenal sebagai seniman. Kalau kata orang-orang, aku ini seniman hebat, pelukis hebat tepatnya. Aku tak pernah mengumbar kepalsuan setiap bekarya. Semua yang aku lukis harus merupakan sebuah penampakan asli. Apabila lukisan bugil, maka saat aku melukis aku sedang melihat seseorang bugil dan masih banyak lagi. Ya, lukisan ku tidak bisa direkayasa sesuai imaji ku. Lucu memang, seorang pelukis tidak ingin menuangkan imajinya terhadap setiap karya-karyanya. Namun, inilah aku.

12 tahun aku bekerja untuk sebuah perusahaan kolektor yang dipimpin oleh seseorang yang sekarang memiliki predikat sebagai walikota di kota terkutuk ini. Orang kaya ini sangat sayang kepadaku. Aku ini mengabdi kepadanya lebih dari 1 dasawarsa dan aku juga yang menghidupinya sampai dia menjadi walikota sekarang ini. Walau aku tak sudi, mau tak mau aku harus seperti ini untuk menyelesaikan perjanjian 134 lukisan.

"Orang bangsat itu selalu saja begini, aku sedang istirahat selalu diganggu. Apa dia tidak takut mati ditanganku? hah, sialan memang" Umpatku keras sepanjang perjalanan menuju rumah si walikota dungu itu. "Ada apa tuan memanggilku pagi-pagi buta seperti ini" tanyaku halus saat sampai di rumahnya. "Seniman terbaik ku sudah datang, kemari sini ada yang ingin kutanyakan kepadamu Bern" sapanya hangat sambil mengajakku mendekatinya. Aku pun mendekatinya dan bertanya apa yang akan dia bicarakan. Setelah berbasa-basi panjang dia pun langsung bertanya tentang lukisan terakhirku dengan nada yang sedikit tinggi.

"Kapan lukisan akhirmu akan kau berikan kepadaku Bern? Kapan?!" katanya keras."Tidak tahu tuan, aku sudah bingung peristiwa apa lagi yang akan aku lukis. Mungkin aku akan menyerah di lukisan terakhirku ini" Balas ku putus asa.
"Bern?! Beraninya kau menyerah! Ekhem... Bernard, ayolah kau tidak boleh menyerah disini. Pelukis heat sepertimu tidak kenal dengan kata menyerah. Tugasmu hanyalah mudah. Lukis peristiwa langa, dan bawalah kepadaku hasilnya." Katanya dengan nada yang cepat berubah.
"Segala peristiwa sudah aku lukis tuan. Tidak ada satu pun peristiwa yang belum aku lukis. Dengan kehidupan monoton di kota ini otomatis aku sudah melukis semuanya yang sudah dan akan terjadi." Ungkapku.
"Ah, aku punya ide brilian untunk dirimu Bern! lukis saja orang sedang dibunuh. Dikota ini tak ada lagi peristiwa seperti itu sejak 1 abad terakhir ini."katanya.
 "Tapi aku harus merekayasa lukisan ku apabila aku melukis seperti itu." kilah ku.
"Ah itu gampang Bern, bunuh saja seseorang dan lukis dia hakhakhak" katanya bergurau.
"Baiklah, Tuan! Minggu ini juga aku akan memberikan lukisan anda!" Kataku senang.

 Aku pun berlari gembira meninggalkan rumah walikota dan berencana akan memulai tugas terakhir ini agar aku cepat terbebas dari tugas-tugas si tua dungu itu. Hal pertama, aku harus mencari seseorang untuk menjadi korban pembunuhanku sekaligus menjadi objek lukisan ku. Pikiranku pun tertuju kepada teman baik ku, Juan. Tapi pasti dia menolak permintaanku ini mentah-mentah. Dipikiranku hanyalah ada kata "Bunuh Juan, Lukis dia, Tugas selesai" dan akhirnya aku mengesampingkan akal sehatku untuk tugas terakhir ini. Aku pun berjalan menuju rumah Juan dan memutuskan untuk melakukan ini kepadanya.

"Apa yang telah aku perbuat?!?! A....ak...aku.... apa benar ini aku..... ti...tidak mungkin! ini bukan aku!! Maaf!" Teriak ku tak percaya. Aku pun melarikan diri.


------------

 "Orang brengsek! dia membawa namaku?! Bodoh sekali dia, saat itu aku hanya berguaru kepadanya. Bodoh sekali seniman tak berotak itu." Teriak sang walikota.
"lalu kita harus bagaimana pak?" Tanya sang pesuruh.
"Lakukan apa yang kau harus lakukan, urus jasadnya, dan cari pelukis lain" Suruh sang walikota
"Baik pak, tapi bagaimana dengan pengadil? dan dimana kami bisa temukan orang itu?" tanya si pesuruh.
"Pengadil? itu masalah gampang. Cari diseluruh pelosok negeri, jangan sampai dia pergi ke pusat dan memberitahukan kabar ini. Cepat!" perintah walikota.

Beberapa pesuruh walikota pun langsung bergegas mencari sang pelukis. Seluruh penjuru Negeri pun disisir hingga tak ada yang terlewat setitik pun.

---------------

Aku berbicara kepada suara, tapi aku tak bisa menemukan suara itu. Aku ertanya dimana dia tapi dia tak menjawab. Dia berbicara halus sekali, sampai aku seakan bisa tertidur hanya dengan mendengar suaranya. "Hai tuan, dimana engkau? keluar cepat! bagaimana kau bisa tau aku siapa dan apa yang terjadi padaku? cepat keluar tuan!" Teriak ku keras. Dia masih tak menampakkan batang hidungnya, sampai akhirnya dia bersuara kembali. "Bernard, tak ingat kah engkau kepada keluarga mu? atau tepatnya mantan keluaraga mu? Tak kau pikirkan istrimu yang berjalan dengan keadaan hamil tua. Dia akan melahirkan dijalan Bern, di jalan! Itu tanggung jawabmu, kenapa kau tinggal kan? setiap manusia memiliki tanggung jawab Bern tak terkecuali dirimu. Ayolah kembali kesana dan bertanggung jawab lah Bern! apa kau akan meninggalkan tanggung jawabmu untuk kedua kalinya? Aku hanya sekedar mengingatkan saja Bern" Katanya halus. Aku pun langsung memikirkan kata-katanya. Lalu aku bertanya kepadanya kapan aku harus kembali ke kota ku dan dia hanya menjawab "Sekarang" dengan suara yang lebih berat.

Aku pun memutuskan untuk kembali dan mencoba mempertanggung jawabkan segala yang telah kulakukan.

----------------

"Sudah kau bereskan segalanya?" tanya si walikota.
"Sudah pak, dan kami sudah mendapatkan pelukis baru" balas para pesuruh.

Sang walikota pun tersenyum picik dan gembira mendengar kabar kematian itu dan dengan bangganya dia mengontrak pelukis baru ini untuk menyelesaikan 134 lukisan. Dan kontrak itu pun disetujui oleh sang pelukis.

-----------------

"Ayo ikut aku, tugas mu sudah selesai Bernard. Tak ada lagi tugas untuk mu di dunia ini. Ayo ikut aku ke tempat selanjutnya, tempat pertanggung jawaban mu Bern." Kata sang sosok. Aku hanya terdiam dan berpikir apa yang baru saja dikatakannya. Apa mungkin aku ini sudah........ Aku tak tau apa yang sedang terjadi sekarang, semua semakin tak jelas. "Hai sosok, kau terlalu sok tau akan kehidupanku. Tugasku belum tuntas disini. Ada 1 tugas penting dan 1 tanggung jawab yang harus aku hadapi. Aku tak akan ikut denganmu!" Balasku. "1 tugasmu itu tak akan pernah usai, dan tanggung jawab mu itu bisa kau pertanggung jawabkan ditempat selanjutnya. Ikut aku Bern, aku tau tentang engkau." Kata sosok. "Baik aku akan ikut denganmu. Tapi dengan 1 syarat, aku harus tau namamu" Balasku. "Nama ku, Bernard."........





Jumat, 01 Maret 2013

Intermezo

"DENGAN INI KAMI MENGINGINKAN UANG RAKYAT KEMBALI KE RAKYAT BUKAN KE KANTUNG PARA JONGOS BER JAS ITU!" lantang suara sang orator itu mengagetkanku sehingga aku menolehkan wajahku ketempat demonstrasi itu."Negara demokrasi sih demokrasi, tapi demo yang mengganggu kaya gini apa perlu?" kataku kesal. Sulit pasti bagi orang yang tidak tebiasa mendengar demonstrasi yang mengganggu ini. Si tukang tambal ban saja yang selalu berada ditempat 'langganan' para pendemo ini merasa terganggu. "Ah pak sudah biasa ada demo disini, yang lebih berisik sama ricuh daripada ini aja ada kok" jelas sang tukang tambal ban. Sebagai negara demokrasi memang demo itu adalah bukan hal langka, tapi apa benar ini adalah cara yang benar agar jeritan kita didengar? Yakin para Eksekutif negara itu akan mendengar? Yakin? Kita semua ga tau kan? Apa mereka rela meninggalkan acara favorit mereka ditelevisi demi mendengarkan kita? meninggalkan suapan terakhir mereka demi mendengar kita? ataupun meninggalkan acara 'temu kangen' ala pejabat demi mendengar kan kita? jawabannya jelas tidak!
Mungkin ini hanya opini saya saja, tapi ini sudah menjadi rahasia umum mungkin kalau demonstrasi itu sangat tidak berguna di negara Egois ini.
Egois bukan pribadi bangsa ini wahai para pejabat tinggi negara yang sangat amat terhormat, kita harusnya saling peduli dan tolong menolong bukan saling biar membiarkan ataupun buang membuang.

Selasa, 11 Desember 2012

Moon.

Aku besar, aku mampu membantu mereka dan mungkin aku telah membantu mereka namun tak satupun dari mereka mengingatku. Ku mengikuti mereka setiap saat, dengan kecepatan tingginya aku mencoba terus mengikuti dan mendampinginya. Walaupun sudah begitu, aku tetap saja mereka lupakan. Terutama mereka yang hidup disebuah kota besar yang semuanya telah tersedia.

Aku bertahan akan temperatur panas dan dingin yang bercampur ini delapan puluh enam ribu empat ratus detik penuh disetiap harinya. Aku hadir disemua penjuru peradaban mereka. Aku tak peduli sejauh apa peradaban itu, aku akan ada disana untuk memantulkan cahaya terang dari si dapur api.

Nyanyian-nyanyian mereka yang membawa namaku ditiap baitnya menyejukan hatiku yang sering dilanda perasaan kesal. Caci maki dihatiku bagai lenyap seketika saat mereka bernyanyi. Walau tanpa suara yang terlalu merdu, aku tetap saja menikmati nyanyian-nyanyian mereka. Darisitu kadang aku tahu, mereka melupakanku bukan karena mereka ingin.

Tak sadarnya mereka akan kehadiranku bukan sepenuhnya salah mereka. Mungkin aku selalu ditutupi oleh danau layang yang aku panggil dengan nama awan. Kesal memang, pengorbanan ku harus menjadi tak terasa karena si Awan, tapi aku tak marah ataupun dendam kepadanya. Aku tahu Awan tak bisa mengendalikan diri, dia masih muda. Dan saat dewasa dia akan sadar lalu pergi tak tahu kemana. Itulah hal yang membuat aku tak pernah marah kepada Awan.

Ya sudahlah, buat apa aku mengharapkan sebuah penghargaan berlebih dari mereka. Ini sudah menjadi tugasku, dan mendapat penghargaan bukanlah hak ku. Dan buat aku mengharapkan sesuatu yang lebih saat aku berkorban? aku jadi ingat kata si Rambut api. Saat aku sedang berada didepannya dia berucap suatu kalimat kepadaku yang berbunyi "Tak usah lah kamu berharap sesuatu yang lebih saat kamu berkorban. Keikhlasan adalah hal yang membuat kamu senang, bukan sesuatu yang lebih".

Jumat, 10 Agustus 2012

Realistis Dan Para Pemimpi

Realistis, satu kata yang cukup gue gasuka saat gue lagi nyaman bersama mimpi-mimpi kosong gue. Bersikap realistis, menurut gue itu adalah sebuah sikap yang bisa menghancurkan para pemimpi ulung yang ada diluar sana termasuk gue dimana memang pada hakikat mereka dunia mimpi jauh lebih baik dan nyaman daripada kenyataan. Bagaimana tidak, sebagian besar pemimpi pasti mencicipi lebih banyak pahitnya dunia nyata daripada mencicipi manisnya. Sekalinya mendapat manis akan berakhir pahit dan juga bila mendapat pahit di awal di akhirpun akan mendapat pahit juga.

Fakta yang gue dapet, apa yang kita mimpikan bisa jauh berbeda dengan apa yang ada pada kenyataan.

Apa yang membuat para pemimpi menjauh dari kenyataan? dari dunia nyata? jawabanya sangat jelas. Ya, mereka merasa lelah dengan dunia konyol yang bisa di bolak-balikan oleh para manusia yang mempunyai kelebihan. Baik kelebihan harta, fisik, hingga intelejen tapi tidak termasuk kelebihan berat badan. 

Tiap hal pasti punya itu yang namanya kekurangan dan kelebihan termasuk sikap realistis ini dan menjadi pemimpi.

Bersikap realistis memiliki kekurangan, yaitu kita akan dibuat seakan menjadi seorang yang kaku akan sebuah pergaulan di dunia konyol ini dan yang paling parah kita bisa dibuat menjadi seorang yang sangat benci dengan mimpi-mimpi serta kita dibuat menjadi tak ingin mempunyai mimpi. Sisi baiknya adalah, kita akan mudah menghadapi kenyataan yang buruk sekalipun.

Sedangkan menjadi pemimpi memiliki kekurangan yaitu kita akan sulit menghadapi sebuah kenyataan buruk dan kita dibuat selalu mengandai-andai tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dan baiknya adalah, kita akan menjadi orang yang cukup enak diajak bergaul serta dari mimpi kita memiliki tujuan-tujuan yang harus kita capai di dunia nyata.

Hidup itu pilihan, ga penting jadi pemimpi atau jadi realistis. Pada kenyataan, hidup kita sudah diatur dan pada akhirnya kita semua akan tinggal didalam tanah. Semua hanya masalah bagaimana kita menjalaninya.

Minggu, 05 Agustus 2012

Subuh Menjelang

Suara gemericik titik-titik air yang jatuh dari sebuah daun talas terdengar kecil ditepi sungai itu. Suara jangkrik dan beberapa dengkuran kecil dari rumah para warga pun ikut menghiasi paduan suara alam itu. Asap hitam tipis yang berasal dari sumbu lampu minyak yang dibakar, ikut bercampur dengan udara dingin yang sejuk di tiap-tiap rumah warga di desa ini.

Pak hansip yang senantiasa memiliki tugas mulia, sedang berkeliling bersama lampu senternya yang agak redup disaat orang-orang masih asik dengan ibadah dialam mimpi itu. Badrul yang tak bisa tidur sedari malam pun hanya bisa mendengarkan siaran radio yang suaranya tak jelas untuk didengar.

Jam pun akhirnya menunjukan pukul 4 pagi, beberapa penduduk desa ini sudah ada yang terbangun untuk menyiapkan sarapan bagi keluarga mereka. Ada yang memilah beras, memanaskan tungku dan lainya. Waktu terus berlalu hingga akhirnya muadzin di sebuah langgar di desa itu menyerukan ajakan untuk sembahyang. Para warga desa pun berbondong-bondong menuju ke langgar itu. Tak satupun orang yang masih terlelap......

Selasa, 31 Juli 2012

Sindir bos!

Yak siapa yang pernah nyindir? Nah pasti semua pernah kan? Sebenernya nyindir itu adalah hal yang sudah dimaklumi dimasa modern ini. Apalagi dengan adanya soc-med seperti pesbuk dan kicauan-kicauan itu, frekuensi sindir menyindir semakin meningkat. Mulai dari sindiran halus sampai yang kasar kaya aspal.

ada yang belom tau gimana sindiran halus sama kasar? Nih gue kasih tau. Menurut pengamatan gue tentang sindiran halus dan kasar, kalian semua pati tau kan kalo sindiran kasar itu nusuk rasanya? nah itu dia pengertianya. Udah nemu maksudnya? nih kalo belom gue uraiin lah. Tapi inget ini cuma menurut gue. Kalo diulangan Bahasa Indonesia keluar soal beginian, jangan pake yang definisi dari blog ini. Bisa dibilang blog ini sesat buat belajar

Sindiran Halus : Sindiran yang menggunakan kata-kata halus dan lebih diutamakan dengan kalimat-kalimat yang tidak spesifik seperti Quote dkk
Contoh sindiran halus : (Budi lagi kesel sama emak) dia bikin quote gajelas deh yang isinya "Tak selalu para pejabat akan menuruti Presiden, jika dipaksa pasti pejabat itu akan menggila" -Bandung lautan asmara (2012)

Sindiran kasar : Sindiran yang menggunakan kata-kata kasar dan lebih ditujukan untuk menghina dan kalimat yang digunakan akan diusahakan sangat spesifik
contoh : (Musuh budi habis boker) "Heh *njing, kamar mandi habis gue bersihin lo malah buang ta* disini. Gatau malu lo"

Nah itu dia pengertian (menurut gue) dan contoh dari Sindiran kasar dan sindiran halus.Pasti semua udah pernah disindir atau menyindir kan? nah mungkin pesen dari gue cuma : Buat yang disindir jadiin aja patokan buat lebih maju. Buat yang nyindir (termasuk gue), walaupun nyindir itu enak tapi kayanya kita bakal kena balesan sendiri ini tuh kaya bumerang habis dilempar bisa balik lagi.



sekian postingan gajelas ini mohon pengertiannya karena yang nulis rada gila