"DENGAN INI KAMI MENGINGINKAN UANG RAKYAT KEMBALI KE RAKYAT BUKAN KE KANTUNG PARA JONGOS BER JAS ITU!" lantang suara sang orator itu mengagetkanku sehingga aku menolehkan wajahku ketempat demonstrasi itu."Negara demokrasi sih demokrasi, tapi demo yang mengganggu kaya gini apa perlu?" kataku kesal. Sulit pasti bagi orang yang tidak tebiasa mendengar demonstrasi yang mengganggu ini. Si tukang tambal ban saja yang selalu berada ditempat 'langganan' para pendemo ini merasa terganggu. "Ah pak sudah biasa ada demo disini, yang lebih berisik sama ricuh daripada ini aja ada kok" jelas sang tukang tambal ban. Sebagai negara demokrasi memang demo itu adalah bukan hal langka, tapi apa benar ini adalah cara yang benar agar jeritan kita didengar? Yakin para Eksekutif negara itu akan mendengar? Yakin? Kita semua ga tau kan? Apa mereka rela meninggalkan acara favorit mereka ditelevisi demi mendengarkan kita? meninggalkan suapan terakhir mereka demi mendengar kita? ataupun meninggalkan acara 'temu kangen' ala pejabat demi mendengar kan kita? jawabannya jelas tidak!
Mungkin ini hanya opini saya saja, tapi ini sudah menjadi rahasia umum mungkin kalau demonstrasi itu sangat tidak berguna di negara Egois ini.
Egois bukan pribadi bangsa ini wahai para pejabat tinggi negara yang sangat amat terhormat, kita harusnya saling peduli dan tolong menolong bukan saling biar membiarkan ataupun buang membuang.